Kamis, 10 Maret 2011

Sistem Perpolitikan Indonesia Menjenuhkan

Ketua Fraksi Partai Golkar DPR Priyo Budi Santoso mengkhawatirkan adanya gejala kejenuhan masyarakat terhadap sistem perpolitikan yang tengah dibangun bangsa ini pasca reformasi.
"Sekarang ini yang sedang terjadi adalah kejenuhan masyarakat yang semakin tinggi terhadap sistem yang sedang dibangun itu," katanya saat berbicara dalam acara talk show bertema "Tampilnya Tokoh Muda Asia: Peluang dan Tantangannya" di Jakarta, Selasa (5/8).
Menurut dia, sistem pemilihan secara langsung sebagai salah satu agenda reformasi yang terlalu sering dilaksanakan, telah membuat masyarakat jenuh dalam berdemokrasi.
Dalam satu kurun waktu terakhir, setidaknya masyarakat Indonesia melakukan enam kali pemilihan umum (Pemilu). Pemilu itu adalah Pilpres dalam dua putaran, Pilgub, Pilbub/walikota dan pemilihan kepala desanya.
"Pemilu yang semula hanya dilakukan 5 tahun sekali, berubah menjadi kegiatan yang hilang kegairahannya di masyarakat," ujarnya.
Akibat dari semua itu, menurut dia, menjadi wajar saja jika angka golput terus meningkat, sebagaimana terlihat dalam proses pilkada di berbagai tempat.
Oleh karena itu, Priyo menyatakan bahwa kalangan muda saat ini perlu melakukan tata ulang terhadap sistem yang telah dirintis sejak awal reformasi dulu.
Sementara Sekretaris Fraksi PKS DPR Mustafa Kamal berpendapat bahwa proses reformasi pada bangsa ini memang belum selesai.
"Semuanya masih dalam tahap mencari bentuk," ujarnya.
Mengenai wacana kaum muda di pentas kepemimpinan nasional, Mustafa mengakui bahwa PKS memang masih pada tahap mewacanakan munculnya kaum muda di pentas kepemimpinan nasional tersebut.
"Jika kekuatan PKS sudah lebih dari 20%, maka tampilnya kaum muda itu tidak lagi sekedar wacana, tapi juga sudah langkah politik yang konkrit," katanya.
Karena kekuatan PKS masih di bawah 20%, maka PKS hanya bisa mewacanakan saja seraya berharap kekuatan politik yang lebih signifikan, seperti Golkar dan PDIP menjadi tergugah sikap politiknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar